KAPUAS – Sebagai bentuk kepedulian terhadap kebudayaan serta pemerhati leluhur adat Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng), tentunya diperlukan kesadaran dan kemauan yang benar – benar tulus dari generasi saat ini.
Hal ini sangat diharapkan dalam upaya melestarikan warisan budaya yang dimiliki para leluhur, untuk generasi selanjutnya agar tidak hilang dimakan zaman. Kerukunan Utus Damang Bahandang Balau (KUDBB) Kalimantan Tengah, selaku organisasi masyarakat yang menaungi utus (Keturunan) mempunyai turunan darah.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Berupaya melestarikan dan mengembangkan budaya suku dayak dan membangun cagar budaya / situs tokoh panutan, Damang Bahandang Balau. Tokoh dayak ini sangat dikenal di DAS Barito dan Kapuas oleh masyarakatnya, dan menjadi suatu kebanggan, karena sosok yang disegani.
Selain sosok yang memiliki ilmu yang sangat sakti pada saat itu, masa sebelum penjajahan, Damang Bahandang Balau dalam kehidupan kesehariannya suka berkelana hingga banyak memiliki keturunan dibeberapa wilayah, seperti di Kabupaten Katingan, Gunung Mas, dan Barito. Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Damang Bahandang Balau memiliki isteri sebanyak 41 orang.
Supendi Eden, Ketua Umum KUDBB Kalteng, merupakan keturunan Damang Bahandang Balau akan melaksanakan kegiatan pembangunan situs sosok tokoh dayak ini, yaitu Damang Bahandang Balau di desa Dadahup Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah.
Kegiatan pembangunan situs tersebut, sebagai bentuk kecintaannya kepada para leluhur serta budaya daerahnya, yaitu kebudayaan suku Dayak yang melekat dan mengalir ditubuhnya. Pada kegiatan sosial budaya itu, dibentuk tim pelaksanaan “Mampendeng Sahut, Pasah Karamat Raja".
“Hal ini sudah koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan salah satu Ligislator DPRD Kalteng, Natalia Mihing yang juga keturunan Damang Bahandang Balau. Sangat mendukung dan nantinya akan dibuat buku tentang sosok tokoh ini, agar generasi selanjutnya bisa tahu tentang para leluhurnya dulu, ” kata Ketua Umum KUDBB ini.
Pembanggunan situs ini, diawali dengan pembangunan’Pasah Kramat’ yang menandakan bahwa disitu telah ada leluhur suku Dayak yang sangat diBanggakan serta dihormati dalam membela Sukunya.
Dana pembangunan ‘Pasah Kramat’ menelan dana 77 juta, ada 4 bendera kramat dan 1 bendera Republik Indonesia termasuk juga aksesorisnya. Dana pembangunan didapat dari dana swakelola keturunan Damang Bahandang Balau itu sendiri serta para donator yang peduli akan kebudayaan Dayak.
“Pembangunan Betang Damang Bahandang Balau sudah disetujui, yang rencananya pada tahun anggaran 2023 nanti, dengan demikian nantinya kami akan melakukan pencatatan keturunan (dereh) yang telah tersebar, ” jelas Supendi.
Tokoh Daya ini orang Melayu menyebutnya Patih Rambut Habang (Damang Bahandang Balau), merupakan cikal bakal rentetan sebutan Damang, yang sebelumnya di katakan Raja. Penyebutan ini karena dianggap Sakti mandraguna, Bijaksana serta bisa melindungi masyarakat sukunya dari pihak luar.
Pembangunan Pasah Kramat ini ditargetkan selesai pada bulan September 2022 dengan berbarengan acara Deklarasi Keturunan Utus Damang Bahandang Balau Kalimantan Tengah, di Dadahup.
Rangkaian acara Deklarasi itu, berlangsung selama tiga hari, tanggal 28 hingga 30 September 2022. Acara tersebut dihadiri dari seluruh pengurus KUDBB, tingkat DPP, DPD dan DPC setiap daerah Kalimantan Tengah, selain terbuka untuk umum nantinya hadir tokoh masyarakat yang peduli akan para leluhur budaya Dayak.
“Saat acara nantinya, kami berharap bapak Agustiar Sabran selaku Ketua DAD Kalteng bisa hadir untuk memotivasi kami, karena ini hanya sepenggal sejarah saja namun data tokoh ini ada lima ada pada kami, karena itu patut kita jaga dan lestarikan sejarah tokoh dayak Damang Bahandang Balau, ” ungkapnya.
Ditambahkan juga oleh Ketua KUDBB Kalteng, bahwa dalam upaya melestarikkan budaya suku Dayak ini, yaitu dengan membangun Pasah Kramat dan pembangunan Betang Damang Balau kedepannya. Sebagai penghargaan kepada orang – orang yang turut andil dalam pembangunan situs ini, para keturunan Damang Bahandang Balau, akan menuliskan nama – nama yang telah berjasa dalam pembangunan situs dan Betang nantinya.